Cerpen Persahabatan Yang Akrab


          Nasehat Dari Sahabat

      Seli dan Devi adalah 2 sahabat sejati. Dimana ada Seli di situ ada Devi begitupun sebaliknya. Mereka selalu bersama baik dalam keadaan suka maupun duka. Tak terasa kini mereka sudah menginjak kelas 3 SMP. "Dev, nanti kita belajar kelompok di rumah ku ya ?" tanya Seli
     "Maaf Sel, aku nggak bisa." jawab Devi singkat. "Lho kenapa Dev ? Bukankah ujian semakin dekat", kata Seli keheranan. Dengan menarik napas dalam-dalam Devi pun mulai bicara, "Ada masalah di rumah ku Sel." kata Devi sedih.
"Oh begitu, apa perlu bantuan ku Dev ?" tanya Seli menawarkan bantuan.
Devi terdiam, dia hanya termangu entah apa yang sedang dipikirkannya. Seli pun menghentikan langkahnya, dan menatap wajah Devi yang tampak bingung.
     "Dev, kita kan bersahabat sudah sejak kecil. Kita slalu menjalani hidup bersama baik suka maupun duka. Jadi, sudah sepantasnya kita saling membantu. Ceritakanlah kepadaku apa masalahmu ?", kata Seli panjang lebar menyakinkan Devi. Mendengar perkataan Seli, Devi tambah bingung. Dia pun hanya menangis sambil memandangi Seli.
   "Ya sudahlah Dev, jangan kau pikirkan kalau ini memang rahasia. Aku tak akan memaksamu. Tapi bila kau perlu bantuanku aku akan datang dengan senang hati.
Mendengar kata-kata yang diucapkan Seli, hati Devi pun menjadi lega. Dengan menganggukkan saja Devi menjawab perkataan Seli.
     "Dengan harap-harap cemas Devi pulang, di rumahnya terdengar suara orang sedang bertengkar. Itu pasti kedua orang tuaku, pikir Devi. Setelah Devi masuk rumah, ternyata benar orang tua Devi sedang ribut bertengkar.
     Tanpa pikir panjang Devi berlari ke kamar dan membanting pintu dengan kerasnya. Mendengar pintu kamar Devi dibanting ibunya pun menyusul Devi, sedang ayahnya malah pergi ke luar mengendarai mobil dengan kencangnya. Di kamar, Devi pun menangis tersedu-sedu sambil memandangi fotonya bersama kakak dan kedua orang tuanya yang terpajang begitu besar di dinding berwarna ungu tersebut.
     "Dev, maafkan ibu nak. Ibu tidak bisa mempertahankan keluarga kita menjadi utuh seperti dulu",  kata Ibu Devi seraya mengelus rambut anaknya.
      "Ibu tidak salah, memang ayah keterlaluan bu", Kata Devi dengan  tangis yang terisak. "Devi benci ayah bu, ayah sudah membuat kita menderita."
     "Tidak Devi, kamu jangan membenci ayahmu bagaimana pun juga dia ayah kandungmu yang harus kamu hormati", kata Ibu Devi sambil meneteskan air mata.
"Ayah macam apa dia bu, dengan seenaknya pergi meninggalkan kita dengan wanita pelacur itu. Aku tidak sudi punya ayah seperti dia, aku tidak akan memaafkan ayah macam itu bu", kata Devi dengan geramnya.
     Paginya di sekolah, Devi tampak murung seperti kemarin bahkan lebih murung lagi. Seolah-olah tidak ada keceriaan dan kehangatan dunia bagi Devi, semuanya memudar, gelap, hingar bingar kefanaan. "Dev, sampai kapan kau akan begini terus sahabatku. Tidak asyik tanpa ocehan ceriamu, ayolah bangkit lawan semua masalahmu selesaikan dengan cara lebih mendekatkan kepada-Nya. Insyaallah ayahmu akan sadar dari kesalahannya." Devi pun memandang Seli dengan penuh keheranan. Dari mana Seli tahu masalah kedua orang tuaku, pikir Devi.
  Tanpa Devi bertanya Seli sudah memahami apa yang dipikirkan oleh Devi, "Aku mengetahuinya dari kakakmu, Kak Vera." jawab Seli tegas. "Sekarang yang lebih kita pikirkan adalah belajar untuk menghadapi ujian sekolah Dev, sedangkan masalah tersebut kita serahkan semuanya kepada yang diatas. Ntar bintang kelasmu direbut yang lain lho kalau kamu sperti ini terus." kata Seli tersenyum dengan lucunya.
    "Haha bisa aja kamu Sel, makasih sobat sejauh ini kamu sudah menasehati dan menyadarkan ku dari keterpurukan ini. Aku akan mencoba saranmu, mungkin selama ini keluargaku kurang menjalankan ibadah dengan baik." seraya tersenyum manis Devi menjawab. "Nah, gitu dong senyum baru itu Devi sobatku yang ku kenal." kata Seli seraya tertawa, Devi pun ikut tertawa senang.
    
         Bel pulang pun berbunyi dengan nyaringnya, Devi dan Seli pun pulang dengan wajah ceria. Kebetulan hari itu ada rapat jadi para siswa dipulangkan lebih awal. Setiap hari tak henti-hentinya Devi berdoa kepada Allah SWT memohon agar masalah keluarganya dapat terselesaikan dan agar ayahnya sadar.
  Siang itu berita naas pun terdengar, ada seorang lelaki dan perempuan yang kecelakaan di dekat jalan tol sekolahnya. Lelaki yang tak lain adalah ayah Devi beserta wanita selingkuhannya tersebut menderita luka cukup parah. Devi beserta ibu dan kakaknya pun menangis dengan histerisnya. Setiap malam keluarga Devi melakukan shalat-shalat sunah berdoa agar ayahnya dapat diselamatkan. Selang dua minggu koma, ayah Devi sadar. Ayahnya pun insyaf dan meminta maaf atas semua kesalahannya selama ini kepada istri maupun anak-anaknya.
     "Devi, Vera maafkan ayah ya nak. Ayah khilaf ayah telah menyia-nyiakan kalian selama ini." kata ayahnya memelas. "Kami berdua sudah memaafkan ayah, kami tidak mau ayah sperti ini cepat sembuh ayah dan kumpul bersama kita lagi sperti dulu. Kami sayang ayah...."kata Vera sambil menangis. "Iya yah, kami sayang ayah kami rindu ayah yang dulu ayah yang slalu sayang dan memanjakan kami." kata Devi menangis dengan terisak
    "Maafkan ayah, ayah berjanji akan slalu bahagiakan kalian semua. Ayah juga menyayangi kalian ayah sangat senang ternyata kalian masih peduli dan tidak benci pada ayah." kata ayah Devi sambil menitikkan air mata.
   Keluarga itu pun kembali bahagia seperti dulu, sedangkan wanita pelacur itu telah meninggal karena saat kecelakaan tidak tertolong lagi. Tanpa terasa kelas 3 SMP sudah usai, hasil dari nilai ujian pun sudah keluar. Dengan hasil kerja keras Devi dan Seli selama ini mereka dapat nilai UNAS terbaik se-Kotanya dengan peringkat yang fantastis yaitu Devi peringkat 1 dan Seli peringkat 2. Masing-masing mendapat beasiswa dari sekolahnya karena prestasi tersebut.
     "Apa kataku Dev, kita ini sahabat sudah sepantasnya saling membantu dan mengingatkan." kata Seli sembari senyum kemenangan. "Iya sobatku, trimakasih atas semua nasehatmu yang ampuh itu sobat." kata Devi sembari senyum juga.
Sejak saat itu persahabatan antara Devi dan Seli pun semakin akrab, bagai tak mau dipisah SMA pun mereka 1 sekolah, 1 kelas dan 1 bangku. Benar-benar persahabatan yang indah. ;)

              SELESAI.......COM

  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Tes Unpam 2019

Hidup Hanya Perlu Dijalani

Kata-Kata Mutiara Penyemangat