Hidup Hanya Perlu Dijalani

Hai... Sepertinya sudah sangat lama aku tidak bertegur sapa denganmu sisi sastrawatiku, hahaha. Apakah kamu  baik-baik saja disana, apakah kamu masih menyimpan jiwa senimu itu? Semoga saja iya, karena sebenernya akan banyak hal yang aku ingin ulangi denganmu.. Aku ingin memunculkan sisimu yang sudah lama terkubur, aku takut sisiku yang ini bener-bener tenggelam seiring berjalannya waktu.
Oh iya, akhir-akhir ini beberapa hal membuat keadaan dunia tidak baik-baik saja. . Tahun 2019 akhir tepatnya dibulan apa aku benar-benar lupa dunia mengalami wabah virus yang cukup mematikan, yaitu covid-19 dan mengepakkan sayapnya ke Indonesia di awal tahun 2020. Karena semakin meluas wabahnya dan ditakutkan  menelan korban lebih banyak maka diputuskan semua tempat pendidikan dan tempat umum ditutup sementara. Mungkin untuk tempat umum sudah dibuka perlahan-lahan tapi sekolah benar-benar lumpuh total dan dilakukan pembelajaran online dimana itu membuat tugas semakin banyak pastinya.
Dan rasanya menjadi agak membosankan bukan dimana akan sangat sedikit sekali ruang gerak kita untuk sekedar keluar dihantui rasa was-was dan disarankan untuk tetap dirumah.Tapi baiklah itu demi kebaikan bersama bukan, dan memang begini adanya jalani dan syukuri yang masih ada itu adalah suatu jalan terbaik bukan...
Terlepas dari itu semua, tahun kemarin membuatku kurang waras, banyak hal yang menguras air mata dan emosi terlebih soal percintaan yang aku sudah bosan dengan drama-dramanya..  Aku memutuskan istirahat sejenak dengan kehidupan cinta,persahabatan,pendidikan disini dan merajut kembali kenangan masa kecilku di kampung halaman. Kamu tau, rinduku dengan ibu sangat terobati.. aku kembali diperlakukan seperti seorang putri kecil lagi hehe, aku sangat mencintai dan menyayangi beliau hanya saja aku benar-benar malu dan terlihat lemah kalau mengucapkannya sambil menangis jadi aku hanya menyebutkan semua rasa cinta dan doa-doa kebaikan untukknya di atas sajadah.
Setelah di kampung halaman, hari-hariku masih terasa sama sedikit membosankan karena tidak adanya teman, kegiatan, dan hal yang sibuk lainnya. Namun yaaah kehadiran 2 kucing orange cukup membuatku kembali ceria dan ditambah anak-anak kambing lucu yang baru saja lahir beberapa bulan yang lalu sebelum kepulanganku. Aku masih saja menangisi tentang cinta dimana aku tau mereka mungkin hanya mempermainkanku tidak benar-benar serius. Atau pemikiranku yang terlalu sempit dan hanya memutuskan sepihak disaat tidak ada kejelasan dan kecocokan.
Dan benar mencintai terlalu berlebihan itu dilarang, karena apapun itu yang berlebihan sejatinya tidak baik bukan.. lalu aku pun mengikhlaskan semuanya, dan menjalani hidupku selayaknya tak pernah berurusan dengan cinta. Aku begitu beruntung sebenernya menemukan sunah dikala aku sedang rapuh, dikala aku merasa hidupku berjalan seperti tanpa gairah yang berarti, disaat aku begitu merasa terluka. Maka aku putuskan untuk tidak menerima siapapun boleh masuk dalam hatiku dan hidupku, I mean aku merasa lelah dengan pacaran dan dekat dengan seseorang jadi aku memutuskan untuk berteman saja tanpa harus berharap dan memberikan harapan. Itu jauuuuh lebih menyenangkan dan simple untuk dilakukan.
Dan sekarang bukankah waktu yang baik untuk menuangkan segalanya di sini dimana aku  harus cukup jeli untuk membiarkan siapa yang cukup pantas membacanya dan siapa yang harus kusortir untuk tidak memasuki hatiku. Dan kembali lagi, aku mulai muak dengan diriku yang dulu kenapa aku tidak menjadi kulkas saja ya kalau ujung-ujungnya harus menjadi orang asing hanya karena sudah tidak sejalan. Tapi bukankah lebih baik begitu, daripada harus mendapati perasaan yang bisa datang kembali.

Terkadang memang hidup seperti ini bukan, kita harus merasakannya dahulu baru dapat mengambil pelajaran dan jangan menjadi bodoh untuk mengulanginya kembali.
Dan... lagi, aku kembali mendengarkan orang yang meninggal dunia setelah. Setiap hari aku cukup familiar dengan siaran itu, dijalanpun aku sering mendengarkan sirine ambulance yang meraung-raung memekakkan telinga. Namun siaran itu cukup membuatku tersadar mati bisa kapan saja dan dimana saja bukan, tanpa sakit apa-apa, tanpa ada tanda-tanda.. yang cukup aku syukuri sekarang adalah diberi kesehatan, umur panjang dan masih diberi ijin untuk beribadah berharap semua dosa-dosaku masa lalu ikut luruh dan terhapus bersama jatuhnya air bekas wudhuku. Oh iyaaa untuk yang membaca, tetap ya ingat Tuhanmu... laksanakan sholat mari kita bersama-sama berusaha mendapatkan tiket surga tanpa hisab.🖤

Komentar

Anonim mengatakan…
Ciyeee yg dapet gelar S.Kom angkatan 2020 tapi Pddiktinya sampe semester 4 doang

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Tes Unpam 2019

Apa 50 pelajaran hidup paling berharga yang kamu dapatkan sejak kecil hingga usia saat ini?