Imajinasi

   Waktu kecil aku sangat suka membaca, hampir semua cerita aku lahap tanpa peduli sudah berapa jam aku menatap halaman per halaman dan membolak balik nya. Sebelumnya aku benci buku, bahkan aku tidak pernah menyentuh buku sama sekali, oleh karena itu aku sering terkena hukuman guru mengerjakan PR di ruang kepala sekolah bersama murid laki-laki yang lainnya. Aku begitu bandel dan masa bodoh dengan sekolahku, sampai saat itu tiba. Saat dimana diriku berubah 180 derajat gara-gara aku menyukai seorang anak lelaki di kelasku, dia pandai selalu menjadi bintang kelas dan tampan haha. Aku menyukainya, lantas aku berusaha keras untuk belajar dengan giat agar dia melihat ke arahku, siapa tau dengan aku menjadi pintar dia menyukaiku juga. Lantas aku belajar mati-matian, dan luar biasa rangkingku yang semula paling akhir di kelas jadi naik menjadi rangking 6. Aku mendapat banyak pujian dari guru-guru, teman-teman dan orang tuaku.. aku merasa sangat bangga dan senang pastinya. Dari situ aku menjadi suka membaca, aku sering pergi ke perpustakaan sekolah dan menghabiskan jam istirahatku disana. Ingin rasanya aku melahap semua buku-buku itu, tak lupa tiap pulang sekolah aku meminjam beberapa buku dan membacanya dirumah, 2 buku bisa aku habiskan dalam waktu sehari tanpa beranjak dari tempat ku duduk kecuali ke kamar mandi dan minum tergantung seberapa tebal halamannya. 

     Diantara buku-buku yang aku pinjam, entah kenapa aku sangat menyukai buku  sejarah indonesia pada masa penjajahan. Melihat semangat juang dan juga penderitaan yang rakyat Indonesia rasakan membuat darah muda dan patriot ku bergejolak. Ingin rasanya aku musnahkan semua penjajah-penjajah itu tanpa sisa sedikitpun. Ingin aku bagikan makanan makanan yang banyak untuk rakyat saat itu, ingin aku hapuskan banyak peraturan-peraturan yang menguntungkan penjajah dan merugikan rakyat. Andai saja, haha tapi itu mustahil aku belum lahir saat itu. Jangankan aku ibuku saja belum lahir saat itu, aku begitu geram dan menangis getir membayangkan penderitaan, ketakutan, ketidakadilan yang dirasakan oleh rakyat Indonesia masa itu. 

    Aku menjadi berandai-andai bahkan sangat suka berimajinasi yang kadang membuatku terpingkal pingkal bila aku mengingatnya sekarang. Tapi ada juga mimpiku yang membuatku sangat ingin untuk mencapainya, iya aku ingin menjadi anggota pemerintahan DPR, negarawan atau seorang menteri. Tujuanku yang utama so pasti ingin menyejahterakan Indonesia tercinta ini, aku ingin membuat Indonesia menjadi negara adidaya seperti Amerika haha.. Namun lagi-lagi karena realitas dan usia yang semakin bertambah aku menjadi plin plan membayangkan aku harus berorasi di depan banyak orang dan belum lagi menghadapi tekanan dari luar maupun dalam partai juga menghadapi musuh yang ternyata orang paling terdekat dari kita. Aku juga muak dengan berita-berita korupsi, penyelewengan tugas, perkelahian antar dewan, saling menjatuhkan lawan, dan Indonesia yang belum maju juga. Aku pun beralih minatku untuk menjadi satu diantara mereka, ya walaupun kutahu tidak semuanya begitu tapi setidaknya aku t

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Tes Unpam 2019

Hidup Hanya Perlu Dijalani

Apa 50 pelajaran hidup paling berharga yang kamu dapatkan sejak kecil hingga usia saat ini?